4 Momen Ketika Aura Superstar Cristiano Ronaldo Melebihi Tim yang Dibelanya




Tidak pernah ada yang meragukan kualitas dan profesionalisme yang dimiliki Cristiano Ronaldo. Megabintang asal Portugal menyandang status superstar sepak bola bukan tanpa sebab meski kini sudah berusia 37 tahun.

Menekuni karier profesional sejak 2002 di Sporting Lisbon, Ronaldo kemudian mengembangkan dan menyempurnakan kariernya di Manchester United, Real Madrid, Juventus, dan kini kembali ke Man United di periode kedua.

Segala rekor telah dipecahkan penilik lima Ballon d'Or serta pemiliki 189 caps dan 117 gol untuk timnas Portugal. Ronaldo juga telah memenangi lima titel Liga Champions dan sekali lagi, tak ada yang meragukan kualitasnya khususnya dalam urusan mencetak gol.

Akan tapi acapkali ada momen ketika sinar kebintangan atau aura superstar yang dimiliki Ronaldo, melebihi klub yang dibelanya. Saat ini saja Ronaldo heboh dengan kabar keinginannya meninggalkan Man United untuk kali kedua.

Ronaldo disinyalir tak puas dengan transfer Man United yang dinilainya kurang ambisius. Man United bahkan mengizinkannya tak ikut tur pramusim agar ia menyelesaikan urusan keluarga, yang menjadi alasannya absen latihan sejauh ini dengan klub.

Itu memperlihatkan nama besarnya sebagai superstar sepak bola yang bahkan klub sekaliber Man United tak bersikap tegas kepadanya. Berikut lima momen lain ketika Ronaldo 'lebih besar' dari tim yang dibelanya:

1. Peran Pelatih di timnas Portugal

Pada Piala Eropa 2016 Portugal menghadapi Prancis di final. Ronaldo bermain dan harus ditarik lebih awal karena cedera. Kala digantikan Ronaldo menangis, tapi ia tidak sepenuhnya meninggalkan lapangan pertandingan.

Alih-alih pergi, Ronaldo justru memotivasi timnya dari area teknik bersama pelatih Portugal, Fernando Santos. Ronaldo berteriak dan memberi instruksi layaknya pelatih sampai akhirnya Eder mencetak gol penentu kemenangan Portugal.

2. Minta Cabut ke Real Madrid

Pada 2008 Man United sudah tegas menuturkan apabila mereka tidak menjual Cristiano Ronaldo, khususnya ke Real Madrid yang tak punya hubungan baik dengan manajer United kala itu Sir Alex Ferguson.

Tapi setahun kemudian transfer itu terjadi dan Ronaldo ke Madrid dengan mahar 80 juta poundsterling - rekor transfer dunia kala itu.

"Atas permintaan Cristiano - yang sekali lagi mengungkapkan hasratnya untuk pergi - dan setelah diskusi dengan perwakilan pemain, United sepakat memberikan Real Madrid izin untuk berbicara kepada pemain," tutur pernyataan klub.

12 tahun berselang United berada di posisi yang sama. Mereka tak punya hasrat menjual Ronaldo dan sang pemain ingin pergi. Pada usia 37 tahun Ronaldo memasuki penghujung karier dan Man United seharusnya tak terlalu menahannya.

3. Caranya Meninggalkan Juventus


Ronaldo hanya bertahan tiga tahun dengan Juventus (2018-2021) setelah mempersembahkan dua Scudetto. Tak masalah ia pergi, tapi yang jadi permasalahan adalah dengan caranya pergi ketika berada di deadline bursa transfer musim panas 2021.

Ronaldo pergi dadakan dan Juventus tak siap dengannya. Terlebih ada drama ketika ia dirumorkan ke Manchester City, tapi pada akhirnya kembali ke Man United.

4. Drama dengan Ralf Rangnick

Pada Januari 2022 manajer interim Man United, Ralf Rangnick, menarik keluar Ronaldo kala United menang 3-1 atas Brentford. Drama pun dimulai. Ronaldo melemparkan bajunya ke tanah dan menunjukkan kekesalannya.

Rangnick memahami perasaan Ronaldo tapi di satu sisi juga kecewa dan melihat Ronaldo terlalu emosional. Maksud Ronaldo memang dapat dimengerti, tapi pada usianya dan banyaknya laga liga kala itu, ia seyogyanya memahami hal tersebut - kecuali jika ia memang memiliki ego besar.

Belum ada Komentar untuk "4 Momen Ketika Aura Superstar Cristiano Ronaldo Melebihi Tim yang Dibelanya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel