Shin Tae-yong: Pemain Malas Dilarang Masuk Timnas Indonesia

Shin Tae-yong melarang pemain malas untuk masuk Timnas Indonesia. Pelatih asal Korea Selatan itu lebih mengutamakan pengorbanan alih-alih kualitas pemain.

Shin Tae-yong menginginkan pemain terus bergerak dan berlari. Arsitek berusia 53 tahun itu tidak sreg dengan pemain yang kurang ngotot.

"Saya selalu ingin pemain di lini depan harus lebih banyak melakukan pergerakan dan lari ketimbang pemain lawan," ujar Shin Tae-yong dalam wawancaranya di YouTube Sport77 Official.

"Ini baru bisa meningkatkan kemungkinan Timnas Indonesia bisa menang," imbuh pelatih Korea Selatan di Piala Dunia 2018 itu.

Shin Tae-yong senang pemain Timnas Indonesia fight di atas lapangan. Apalagi sampai mau berkorban. Dia ogah melirik pemain berkualitas tapi malas.

"Saya membuat situasi seperti ini agar para pemain yang malas tidak bisa masuk Timnas Indonesia," tutur Shin Tae-yong.

"Saya lebih memilih pemain yang mau mengorbankan dirinya di Timnas Indonesia meskipun kemampuannya kurang," terang Shin Tae-yong.

Selain itu, Shin Tae-yong juga bingung dengan klub yang mencadangkan pemain Timnas Indonesia. Dia bingung dengan kondisi itu. Sebab, pemain tim nasional seharusnya menjadi starter di klub.

"Saya juga menyayangkan pemain yang saya pilih dan bermain di Timnas Indonesia, malah tidak menjadi pemain utama di klubnya," papar Shin Tae-yong.

"Sebenarnya tidak ada boleh budaya seperti itu, harus dihilangkan. Baru nantinya penyerang-penyerang lokal ini bisa bersaing dengan pemain-pemain asing," imbuhnya.

Krisis Lini Depan

Shin Tae-yong mengidentifikasi krisis lini depan Timnas Indonesia. Temuannya masih sama dari kasus-kasus. Masalahnya klasik. Striker lokal kalah bersaing dari penyerang asing di level klub.

"Kompetisi harus kuat baru bisa Timnas Indonesia kuat. Memang masalah yang paling besar di Liga Indonesia itu bek dan striker yang selalu diisi oleh pemain asing," ujar Shin Tae-yong.

"Pembinaan usia dini juga harus bisa membuat penyerang baik. Tetapi, sampai saat ini, tidak bisa dibuat. Strategi yang saya inginkan memang tanpa penyerang utama," lanjutnya.

Shin Tae-yong sudah mencoba beberapa striker di Timnas Indonesia. Mulai dari Dedik Setiawan hingga Dimas Drajad. Hasilnya belum membuat arsitek asal Korea Selatan itu tersenyum lebar.

Situasi seperti ini memaksa Shin Tae-yong untuk bereksperimen terhadap para gelandang serangnya. Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, sampai Saddil Ramdani terkadang dimainkan sebagai false nine.

"Jadi saya juga sebenarnya pelatih yang suka dengan gaya tanpa striker seperti ini. Untuk ke depannya kompetisi harus membuat striker yang baik agar di timnas banyak striker yang bisa membuat banyak gol," jelasnya.Shin Tae-yong: Pemain Malas Dilarang Masuk Timnas Indonesia

Shin Tae-yong melarang pemain malas untuk masuk Timnas Indonesia. Pelatih asal Korea Selatan itu lebih mengutamakan pengorbanan alih-alih kualitas pemain.

Shin Tae-yong menginginkan pemain terus bergerak dan berlari. Arsitek berusia 53 tahun itu tidak sreg dengan pemain yang kurang ngotot.

"Saya selalu ingin pemain di lini depan harus lebih banyak melakukan pergerakan dan lari ketimbang pemain lawan," ujar Shin Tae-yong dalam wawancaranya di YouTube Sport77 Official.

"Ini baru bisa meningkatkan kemungkinan Timnas Indonesia bisa menang," imbuh pelatih Korea Selatan di Piala Dunia 2018 itu.

Shin Tae-yong senang pemain Timnas Indonesia fight di atas lapangan. Apalagi sampai mau berkorban. Dia ogah melirik pemain berkualitas tapi malas.

"Saya membuat situasi seperti ini agar para pemain yang malas tidak bisa masuk Timnas Indonesia," tutur Shin Tae-yong.

"Saya lebih memilih pemain yang mau mengorbankan dirinya di Timnas Indonesia meskipun kemampuannya kurang," terang Shin Tae-yong.

Selain itu, Shin Tae-yong juga bingung dengan klub yang mencadangkan pemain Timnas Indonesia. Dia bingung dengan kondisi itu. Sebab, pemain tim nasional seharusnya menjadi starter di klub.

"Saya juga menyayangkan pemain yang saya pilih dan bermain di Timnas Indonesia, malah tidak menjadi pemain utama di klubnya," papar Shin Tae-yong.

"Sebenarnya tidak ada boleh budaya seperti itu, harus dihilangkan. Baru nantinya penyerang-penyerang lokal ini bisa bersaing dengan pemain-pemain asing," imbuhnya.

Krisis Lini Depan

Shin Tae-yong mengidentifikasi krisis lini depan Timnas Indonesia. Temuannya masih sama dari kasus-kasus. Masalahnya klasik. Striker lokal kalah bersaing dari penyerang asing di level klub.

"Kompetisi harus kuat baru bisa Timnas Indonesia kuat. Memang masalah yang paling besar di Liga Indonesia itu bek dan striker yang selalu diisi oleh pemain asing," ujar Shin Tae-yong.

"Pembinaan usia dini juga harus bisa membuat penyerang baik. Tetapi, sampai saat ini, tidak bisa dibuat. Strategi yang saya inginkan memang tanpa penyerang utama," lanjutnya.

Shin Tae-yong sudah mencoba beberapa striker di Timnas Indonesia. Mulai dari Dedik Setiawan hingga Dimas Drajad. Hasilnya belum membuat arsitek asal Korea Selatan itu tersenyum lebar.

Situasi seperti ini memaksa Shin Tae-yong untuk bereksperimen terhadap para gelandang serangnya. Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, sampai Saddil Ramdani terkadang dimainkan sebagai false nine.

"Jadi saya juga sebenarnya pelatih yang suka dengan gaya tanpa striker seperti ini. Untuk ke depannya kompetisi harus membuat striker yang baik agar di timnas banyak striker yang bisa membuat banyak gol," jelasnya.

Belum ada Komentar untuk " Shin Tae-yong: Pemain Malas Dilarang Masuk Timnas Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel