Marshanda Sebut Rumah Sakit Jiwa di Amerika seperti Kamp Konsentrasi: Masih Lebih Baik Penjara
Aktris sinetron, Marshanda mengakui pengalaman ia 'hilang' selama berada di Los Angeles, Amerika Serikat selama setengah bulan benar-benar mimpi buruk padanya. Ia digelandang masuk ke dalam Rumah Sakit Jiwa setelah dua jam tidak bisa dihubungi Sheila Salsabila, sahabatnya lantaran ponsel ia tinggalnya di rumah yang disewanya. Saat kembali ke penginapan, ia melihat mobil ambulans dan 911 yang ditelepon Sheila hendak menjemputnya.
"Ada ambulans dan 911, itu ternyata ke mental health facility, rumah sakit jiwa tanpa aku mau. Aku ditanya untuk memastikan aku waras. Sampai aku bilang, 'Lo kalau worry, lo cek iPhone gue. Dicek, gue lagi healing my breast tumor (tumor payudara).' Gue enggak nulis gue bipolar, tapi ada obat-obatan, akhirnya gue dibawa ke Rumah Sakit Jiwa dari 27 Juni sampai 11 Juli, sampai orang enggak bisa ngakses gue, even nyokap dan adik gue cuma dua kali telepon," kata dia dalam video yang diunggah di kanal Youtubenya, Kamis sore, 4 Agustus 2022.
Di video berjudul Pengakuan Marshanda Tanpa Sensor (US Trip yang Hancur Lebur) itu, ia mengungkapkan Sheila dan suaminya, David, yang membuatnya dijebloskan ke rumah sakit jiwa itu, tidak sekali pun mengucapkan minta maaf. "Sheila ama David enggak say sorry. Gue ditagih 20 ribu dollar (sekitar Rp 297 juta) sama rumah sakit itu dan gue bilang ini bukan tanggung jawab gue, Sheila dan David gak merasa juga," katanya.
Ia makin kesal gara-gara dijebloskan ke rumah sakit jiwa tanpa kehendaknya, empat webinar yang menempatkannya sebagai pembicara dibatalkan."Karena gue di RSJ dengan kondisi yang bisa gue sebut seperti kamp konsentrasi. Lebih baik penjara dari rumah sakit jiwa," kata mantan istri Ben Kasyafani itu.
Sheila Salsabila, sahabat Marshanda.
Menurut Marshanda, selama dijebloskan di rumah sakit jiwa, ia dipaksa menelan obat-obatan. Semula ia menolak meminumnya hingga berteriak. "Gue menggunakan hak asasi bahwa gue berhak menolak, terus tangan gue dibawa ke belakang, sama laki-laki dan perempuan karena gue dianggap agresif, padahal gue bisa kalau mau menolak," ujarnya.
Marshanda menemukan, selama berada di rumah sakit jiwa, ia merasakan sendiri banyak pelanggaran terhadap aturan. Misalnya, dalam klausul di rumah sakit, pasien berhak menolak obat-obatan yang diberikan. Kenyataannya, ia dipaksa hingga harus menerima kekerasan dari petugas di rumah sakit.
Selain itu, makanan yang diberikan tidak sehat, sementara pada saat bersamaan, Marshanda tengah melakukan diet untuk penyembuhan tumornya. "Akhirnya gue nurut, dikasih makanan tidak sehat, sh**ty banget, ya sudah gue makan saja, ketemu dokter psikiater cuma tiga menit dalam seminggu," ucapnya.
Pada akhirnya, ia menyadari, ada sistem pelayanan kesehatan yang bobrok di Amerika Serikat. Di momen share session itu, kata Marshanda, saat pasien rumah sakit dimanusiakan oleh para perawat. Di momen itu, para perawat juga berbagi cerita tidak dihargai profesinya hingga terbawa saat melayani pasien.
Belum ada Komentar untuk "Marshanda Sebut Rumah Sakit Jiwa di Amerika seperti Kamp Konsentrasi: Masih Lebih Baik Penjara"
Posting Komentar